Tuesday, July 27, 2010

Konsep: IDE

Coba lihat dapurmu. Umumnya sebuah dapur berisi peralatan standar seperti kompor, kulkas, oven, tempat mencuci piring, tempat menaruh piring, dan lain sebagainya. Kalau dapurmu bergaya barat, mungkin tata letaknya akan seperti gambar ini:


Di dapur seperti ini urusan masak-memasak menjadi lebih nyaman. Semua di satu tempat. Itulah gunanya IDE (Integrated Development Environment) dalam membuat program.

Tentu, kita bisa coding hanya dengan Notepad dan command-line tool dari SDK pilihan kita (misalnya Java Development Kit). Kita juga bisa masak tanpa dapur yang lengkap seperti gambar di atas. Tapi mana yang lebih nyaman?

IDE yang bagus juga bisa dikustomisasi, misalnya tata letak panelnya diganti, sama seperti dapur yang lokasi kulkas dan kompornya sesuai selera orang yang menggunakannya.



Di dunia Java, ada beberapa IDE yang populer, misalnya Eclipse, NetBeans dan IntelliJ. Dua yang pertama gratis. Mana yang lebih baik? Seperti soal dapur, semua kembali ke selera. Umumnya pemula lebih menyukai NetBeans karena "semua tinggal pakai". Eclipse biasanya dipilih karena banyak pilihan plugin dan lebih ringan. IntelliJ tetap menjadi favorit bagi yang tidak keberatan membayar.

Namun demikian, meskipun dapur kamu keren banget, tetap sang koki dan bumbu masaknya yang menentukan masakan itu enak atau tidak. Demikian juga dalam membuat program. Meski IDE-nya canggih, tetap programmer dan API-nya (Application Programming Interface) yang menentukan program yang dihasilkan bagus atau tidak.

No comments:

Post a Comment